Sabtu, 01 Januari 2011

strategi belajar mengajar


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
            Pendidikan merupakan kebutuhan manusia sepanjang hidup dan selalu berubah lantaran mengikuti perkembangan teknologi dan budaya masyarakat. Peningkatan kualitas telah dicoba manusia di dunia melalui proses pendidikan. Kegiatan belajar mengajar di kelas dilakukan oleh seorang guru sesuai dengan gaya mengajarnya, sebagian guru membuka buku pelajaran dan menjelaskan materi yang terdapat dalam buku tersebut, sebagian guru yang lain menanyakan kepada siswa atau peserta didik tentang penguasaan materi yang akan dipelajari, kemudian dilanjutkan dengan tanya jawab, diskusi, tugas, dan lain-lain.
            Metode pembelajaran yang digunakan guru sangat mempengaruhi tercapainya sasaran belajar, oleh sebab itu guru perlu memilih metode yang tepat dari sekian banyak metode pembelajaran, jangan metode itu dipergunakan berdasarkan kebiasaan akan tetapi berdasarkan materi dan sasaran yang akan dicapai. Metode pembelajaran merupakan bagian dari strategi instruksional, metode pembelajaran berfungsi sebagai cara untuk menyajikan, menguraikan, memberi contoh dan memberi latihan pada siswa untuk mencapai tujuan tertentu, tetapi tidak setiap metode pembelajaran sesuai digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu.
            Berbicara tentang media, berarti membicarakan proses pembelajaran. Media memegang peranan yang penting dalam pembelajaran. Media pembelajaran merupakan piranti yang memegang peranan tersendiri dalam proses pembelajaran. Teori-teori yang dikembangkan dari berbagai penelitian tentang media komunikasi telah memberi arti tersendiri bagi pengembangan pembelajaran.
            Berdasarkan uraian di atas, penting kiranya menganalisis rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah disusun oleh guru yaitu terkait aspek siswa, materi, metode, dan media pembelajaran. Dalam hal ini sampel RPP yang diambil adalah RPP SMA Negeri 1 Gerokgak dan RPP SMP Bhaktiyasa Singaraja.




1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat di ambil beberapa rumusan masalah sebagai berikut:
1.2.1 Bagaimana keterkaitan atau kesesuaian antara aspek siswa dengan aspek materi, aspek siswa dengan metode, aspek siswa dengan media, aspek metode dengan materi, dan aspek metode dengan media dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran SMP Bhaktiyasa Singaraja?
1.2.2 Bagaimana keterkaitan atau kesesuaian antara aspek siswa dengan aspek materi, aspek siswa dengan metode, aspek siswa dengan media, aspek metode dengan materi, dan aspek metode dengan media dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran SMA Negeri 1 Gerokgak?

1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui keterkaitan atau kesesuaian antara aspek siswa dengan aspek materi, aspek siswa dengan metode, aspek siswa dengan media, aspek metode dengan materi, dan aspek metode dengan media dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran SMP Bhaktiyasa Singaraja.
1.3.2 Untuk mengetahui keterkaitan atau kesesuaian antara aspek siswa dengan aspek materi, aspek siswa dengan metode, aspek siswa dengan media, aspek metode dengan materi, dan aspek metode dengan media dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran SMA Negeri 1 Gerokgak.

1.4 Manfaat
1.4.1 Meningkatkan kemampuan atau kompetensi mahasiswa dalam menganalisis penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.
1.4.2 Meningkatkan kemampuan atau kompetensi mahasiswa dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang benar sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh Departemen Pendidikan Nasional.




1.5 Metode Penulisan
Dalam penyusunan makalah ini, penyusun menggunakan metode kajian pustaka melalui pengambilan teori-teori strategi pembelajaran secara universal dari sumber-sumber yang relevan. Selain itu penyusun juga menggunakan metode dokumentasi dengan meminta Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang telah disusun oleh guru di SMP Bhaktiyasa Singaraja dan SMA Negeri 1 Gerokgak.

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian  Strategi Belajar Mengajar (Model Mengajar)
           Strategi belajar mengajar juga sering dikenal dengan istilah model mengajar (joice & weil, 1971). Model mengajar adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar mengajar. Model pengajaran merupakan suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum, merancang bahan-bahan pengajaran,  dan membimbing pengajaran di kelas.

2.2 Karakteristik Anak Didik
           Kegiatan belajar yang diciptakan guru sepatutnya didasarkan atas pemahaman bagaimana anak usia sekolah itu belajar. Anak didik adalah makhluk individual. Anak didik adalah orang yang mempunyai kepribadian yang khas sesuai dengan perkembangan dan pertumbuhannya.
           Paham yang dianggap modern tentang bagaimana anak usia sekolah belajar bersifat konstruktivistik dipelopori oleh Jean Piaget tahun 1896-1980, Lev Vygotsky tahun 1896-1934 dan Bruner (1960-an) sebagai berikut:
a)      Bagi Piaget, anak adalah seorang yang aktif membentuk dan menyusun pengetahuan mereka sendiri pada saat mereka menyesuaikan pikirannya sebagaimana terjadi ketika mereka mengeksplorasi lingkungan dan kemudian tumbuh secara kognitif terhadap pemikiran-pemikiran yang logis.
b)      Bagi  Lev Vygotsky, anak itu mengkonstruksi pengetahuan mereka melalui interaksi pengajaran dan sosial dengan orang dewasa atau guru asalkan guru tersebut menjembatani arti dengan bahasa dan tanda atau simbol, untuk kemudian anak itu tumbuh kearah pemikiran-pemikiran yang verbal.
c)      Sedangkan bagi  Bruner, anak melalui aktivitas dengan orang dewasa atau guru mengkonstruksi pengetahuan itu dalam bentuk tampilan spiral mulai dari ”pre-speech” sebagaimana anak menetapkan format, peranan dan hal-hal yang rutin yang membuatnya merasa bebas untuk kemudian dapat terlibat dalam penggunaan bahasa yang lebih kompleks sebagaimana tersaji dalam suatu realitas.
Selanjutnya Bandura (1977) dan Gage (1984) menyebutkan bahwa fase belajar terjadi setelah mendapat peristiwa model, yaitu fase perhatian, fase retensi, fase reproduksi, dan fase motivasi. Gage membuat gambar sebagai berikut:

FASE MOTIVASI
 
FASE REPRODUKSI
 
FASE RETENSI
 
FASE PERHATIAN
 
Peristiwa                                                                                                                                               
Model                                                                                                                       penampilan

a.       Fase Perhatian
Fase pertama dalam belajar adalah observasional adalah memberi perhatian pada suatu model. Pada umumnya, para siswa memberikan perhatian pada model-model yang menarik, berhasil, menimbulkan minat dan populer.
b.      Fase Retensi
Fase Retensi adalah Memberi pengulangan, Ratna Wilis Dahar menyebutkan fase ini terjadi melalui kontiguitas dari belajar observasional. Dua kejadian contiguous yang diperlukan adalah perhatian pada penampilan model dan penyajian simbolik dari penampilan itu dalam memori jangka panjang.
c.       Fase Reproduksi
Dalam fase ini, bayangan (imageri) atau kode-kode simbolik verbal dalam memori membimbing penampilan yang sebenarnya dari prilaku yang baru diperoleh. Telah ditemukan, bahwa derajat ketelitian yang tinggi dalam belajar observasional terjadi, bila tindakan terbuka mengikuti pengulangan secara mental (mental rehearsal).
d.      Fase Motivasi
Fase terakhir dalam belajar observasional adalah fase motivasi. Para siswa akan meniru suatu model sebab mereka merasa bahwa dengan berbuat demikian mereka akan meningkatkan kemungkinan untuk memperoleh reinforcement (Ratna Wilis Dahar, 1991; 29-30).




2.3 Analisis Materi Pelajaran
            Materi atau bahan pelajaran yang dicatat adalah hal-hal pokok yang hendak disajikan dalam pengajaran. Materi ini disusun berdasarkan bahan-bahan yang dikandung dalam satuan bahasan yang terdapat dalam GBPP.
            Untuk menetapkan isi program atau materi pelajaran, seorang guru dapat mempelajari keempat alternatif sebagaimana dikemukakan dalam SK Mendikbud No. 0412/U/1987, yaitu:
Cara pertama terungkap melalui bagan di bawah ini:


GBPP
Suatu Bidang Studi
 
 




 

Pokok Bahasan/
Sub Pokok Bahasan
 
 


 







Menurut Alternatif ini, Guru yang bersangkutan :
a.       memilih GBPP untuk satu mata pelajaran atau bidang studi.
b.      Memilih pokok bahasan dan sub pokok bahasan.
c.       Menentukan garis besar bahan pengajaran yang akan dicakup dalam pokok bahasan atau sub pokok bahasan.
d.      Berdasarkan pengalaman sehari-hari tentang lingkungan alam, sosial dan budaya sekitar, apa yang dapat dikaitkan dengan pokok bahasan dan sub pokok bahasan  tersebut.







Cara kedua terungkap melalui bagan dibawah ini:
GBPP
 
 

 







                                                                                                 
                                                                                                                           

Menurut alternatif ini, guru yang bersangkutan :
a)      Memilih GBPP untuk suatu mata pelajaran atau bidang studi tertentu.
b)      Mempelajari pokok bahasan atau sub pokok bahasan yang harus dipelajari pada kelas tertentu.
c)      Menentukan garis besar bahan pengajaran yang akan dicakup dalam masing-masing pokok bahasan atau sub pokok bahasan tersebut.
d)     Menemukan dan menunjukkan unsur-unsur yang terdapat dalam pola kehidupan di lingkungan murid atau lingkungan sekolah yang perlu dipelajari oleh murid dan sesuai dengan mata pelajaran tertentu.
e)      Menentukan unsur-unsur yang sesuai dengan pokok bahasan dan sub pokok bahasan untuk digunakan sebagai bahan pengajaran dalam kegiatan belajar mengajar.









Cara ketiga terungkap melalui bagan di bawah ini:


 


















Menurut alternatif ini, apa-apa yang harus dilakukan guru pada dasarnya hampir sama dengan apa-apa yang dilakukan guru pada cara yang kedua. Perbedaannya terletak pada saat menemukan unsur-unsur yang terdapat dalam pola kehidupan di lingkungan murid atau lingkungan sekolah yang tidak sesuai dengan mata pelajaran tertentu atau dengan pokok bahasan/sub pokok bahasan dalam GBPP, guru masih perlu melakukannya dalam proses belajar mengajar.

Cara keempat terungkap melalui bagan di bawah ini:


 

























Menurut alternatif di atas:
a)      Kepala sekolah pada awal tahun pelajaran bersama guru-guru menunjukkan unsur-unsur khas daerah setempat dianggap perlu untuk dimasukkan sebagai muatan lokal.
b)      Seluruh guru mempelajari GBPP semua mata pelajaran sesuai dengan kelasnya masing-masing.
c)      Para guru menentukan unsur-unsur yang bersifat khas daerah setempat yang dapat dipadukan dalam pokok bahasan atau sub pokok bahasan yang akan diajarkan.
d)     Kepala sekolah mengkoordinasikan guru-guru untuk memasukkan unsur-unsur yang perlu dimasukkan dalam program pendidikan ke dalam mata pelajaran dan pengajaran di kelas dan pada semester tertentu.


Alternatif manapun yang dipilih, bagi guru yang penting sebelum pengajaran itu dilakukan, bahan-bahan pelajaran untuk kurikulum muatan lokal itu telah ditetapkan/dirumuskan. Tugas berikutnya adalah mengamankan dan merealisasikan program tersebut dalam kegiatan belajar mengajar yang efektif sesuai dengan waktu yang tersedia.

2.4 Metode Pembelajaran
            Metode merupakan cara-cara yang ditempuh guru untuk menciptakan situasi pengajaran yang benar-benar menyenangkan dan mendukung  bagi kelancaran proses belajar dan tercapainya proses belajar anak yang memuaskan. Sunaryo (1995) menunjukkan adanya pola dasar yang menjadi rujukan dalam rangka implementasi Pembelajaran berorientasi lingkungan yaitu :
a)      Guru secara cepat dan langsung merespon kebutuhan dan keinginan si anak dan menyesuaikan respon tersebut atas keragaman gaya dan kecakapan individual. Respon ini diekspresikan guru secara hangat dan menunjukkan adanya pemahaman orang dewasa  atas diri anak.
b)      Berbagai kesempatan disediakan guru peserta didik mengembangkan kemampuan berkomunikasi seperti halnya mendengarkan, menggunakan bahasa, mengekspresikan keinginan/gagasan/wawasan/pemecahan masalah dan lain-lain.
c)      Guru memfasilitasi tercapainya tugas perkembangan bagi peserta didik, memberikan dukungan, perhatian, sentuhan fisik, dan dorongan yang diperlukan.
d)     Sumber-sumber stres pada diri anak benar-benar dipahami guru sehingga berbagai aktivitas dan teknik mengurangi stres tersebut dapat dikembangkan. Sejalan dengan irama perkembangan dan gaya belajarnya, respon anak terhadap stres yang dialaminya bersifat individual. Karena itu, pengertian dan kepekaan guru terhadap reaksi anak yang bersifat individual tersebut, merupakan kunci untuk memelihara iklim dan interaksi pengajaran yang menyenangkan bagi anak.
e)      Guru memfasilitasi perkembangan harga anak (Self-esteem)  dengan cara memberi perhatian yang cukup pada anak, menghargai dan menerimanya. Hal ini amat penting disadari guru dalam praktik pengajarannya sehingga kemampuan anak dalam pengendalian diri dan kemampuan mengambil keputusan yang tepat dapat tumbuh dengan baik.

Metode mengajar pada dasarnya merupakan suatu cara dalam pengajaran, maka pemiihannya disesuaikan dengan tujuan dan kegiatan yang telah ditetapkan. Metode adalah alat pencapaian tujuan; dan tujuan ini harus dapat dicapai dengan sebaik-baiknya, maka metode tersebutpun harus dipilih dengan tepat.
Selain itu untuk ketepatan pemilihan suatu metode hendaknya guru mempertimbangkan betul kebangkitan minat dan gairah serta kemampuan peserta didik dalam kegiatan belajar yang akan dialaminya. Sudah barang tentu berbagai metode yang digunakan secara bervariasi akan menunjang keberhasilan kegiatan pengajaran. Namun demikian, kemampuan guru dan tersedianya berbagai fasilitas akan turut pula menentukan pemilihan metode ini.

2.4 Media Pembelajaran
     Media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk jamak dari medium yang berarti perantara yang dipakai untuk menunjukkan alat komunikasi. Secara harfiah media diartikan sebagai perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. Media menurut Briggs (1970) adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta perangsang peserta didik untuk belajar. Contohnya buku,Film, Kaset, dan Film Bingkai.
     Media pendidikan atau pengajaran didefinisikan Gagne dan Reiser (1983;3) sebagai alat-alat fifik dimana pesan-pesan instruksional dikomunikasikan. Jadi seorang instruktur, buku cetak, pertunjukan Film atau tape recorder dan lain-lain peralatan fisik yang mengkomunikasikan pesan instruksional dianggap sebagai media. Selanjutnya, Dinje Borman Rumumpuk (1988;6) ,mendefinisikan media pengajaran sebagai setiap alat, baik hardware maupun software yang dipergunakan sebagai media komunikasi dan yang tujuannya untuk meningkatkan efektivitas proses belajar mengajar.
Dari dua definisi media pengajaran yang dikemukakan diatas, dapat dipelajari bahwa yang dimaksud dengan media pengajaran adalah segala alat pengajaran yang digunakan guru sebagai perantara untuk menyampaikan bahan-bahan instruksional dalam proses belajar mengajar sehingga memudahkan pencapaian tujuan pengajaran tersebut.
Alat-alat atau media pengajaran yang ditetapkan dan akan digunakan hendaknya disesuaikan dengan tujuan instruksional yang telah ditetapkan. Semakin lengkap suatu alat atau media yang dibutuhkan dan dapat disediakan serta dapat digunakan, semakin memungkinkan pengajaran itu akan berhasil. Oleh karena itu, seorang guru hendaknya dapat menggali dan memanfaatkan bebagai alat/ media dan sumber-sumber belajar di daerah secara optimal.
























BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Analisis RPP SMP Bhaktiyasa Singaraja
Karakter siswa di sekolah menengah pertama masih dipengaruhi oleh cara-cara belajar dan pola tingkah laku sekolah dasar. Mereka lebih senang bermain dan bergembira, sehingga proses pembelajaran yang ingin mereka lalui juga harus menggambarkan pembelajaran yang menyenangkan. Oleh karena itu ranah kognitif sebagai instrument tujuan pembelajaran pada siswa SMP baru mencapai mencapai C1, dan C2 (Pengetahuan, Pemahaman).
a)      Aspek siswa dengan aspek materi
Sifat fisik dan tingkah laku siswa di SMP Bhatiyasa lebih agresif dan sejauh ini keagresifannya masih menunjukan image negatif di mata masyrakat, sehingga guru dituntut untuk tegas dan kreatif supaya proses pembelajaran berlangsung optimal. Namun pada RPP yang disajikan terkait dengan tujuan pembelajaran kurang tepat karena kata-kata yang digunakan tidak operasional (tidak bisa diukur) seperti “Mendeskripsikan”, dan hanya mencantumkan ranah C1. sebaiknya Untuk C1, menggunakan kata-kata (Menjelaskan, mengidentifikasi,dll) dan C2 menggunakan kata-kata (mengubah, menghubungkan, dll). Dalam RPP guru tidak dicantumkan uraian materi secara Umum padahal dalam ketentuan terbaru mengenai pembuatan RPP oleh Direktorat Jendral Pendidikan Nasional ( Dirjen Diknas ) harus mencantumkan uaraian materi.
b)      Aspek siswa dengan aspek metode
Metode yang digunakan guru adalah metode ceramah bervariasi, diskusi, dan Tanya jawab. Terlalu banyak metode yang dicantumkan dalam RPP sementara realisasinya hanya menggunakan metode diskusi saja. Guru dalam membuat RPP kurang mempertimbangkan aspek efisiensi dalam penentuan metode. Untuk karakter siswa yang agresif kurang tepat kalau menggunakan metode ceramah, akan lebih tepat menggunakan metode diskusi dan tanya jawab. Akan tetapi guru hanya merealisasikan metode diskusi sehingga interaksi dengan guru menjadi terputus.
c)      Aspek siswa dengan aspek media
Guru di SMP Bhatiyasa menggunakan media yang konvensional yaitu Buku paket Ekonomi, dan LKS. Untuk anak-anak yang ada di SMP Bhatiyasa sudah cocok menggunakan media yang konvensional karena kemampuan siswa rata-rata masih kurang ditambah lagi kurangnya sarana yang mendukung disekolah jika menggunakan media seperti LCD dan peralatan canggih lainnya.
d)     Aspek metode dengan aspek materi
Materi yang diajarkan yakni tentang ketenagakerjaan. Sedangkan metode yang digunakan yaitu ceramah bervariasi, diskusi, dan Tanya jawab. Jika dicermati untuk materi yang seperti ini tidak cukup mnggunakan ketiga metode tersebut saja, akan tetapi akan lebih sempurna lagi kalau ditambah dengan metode observasi langsung kelapangan agar siswa tidak bosan dan lebih memahami konseep ketenagakerjaan.
e)  Aspek metode dengan aspek media
Metode yang digunakan yaitu ceramah bervariasi, diskusi, dan Tanya jawab sedangkan medianya hanya menggunakan media yang konvensional yaitu Buku paket Ekonomi, dan LKS. Media yang digunakan sudah sesuai dengan metode pembelajaran yang digunakan, akan tetapi media ini tidak cukup untuk mengembangkan kreativitas siswa dalam proses belajarnya. Alangkah baiknya jika ditambah dengan media secara langsung melalui gambar yang dapat ditampilkan dengan menggunakan LCD.

3.2 Analisis RPP SMA Negeri 1 Gerokgak
Karakter siswa di sekolah menengah Atas lebih banyak dipengaruhi oleh masa pubertas yang mengindikasikan perubahan sifat dan tingkah laku. Hal ini tercermin dari rasa ingin tahu yang besar dan keinginan untuk mencoba-coba. Oleh karena itu ranah kognitif sebagai instrument tujuan pembelajaran pada siswa SMA sudah mencapai C1, C2, C3, dan C4 (Pengetahuan, Pemahaman, Penerapan, dan Analisis), empat ranah ini selaras dengan perubahan karakter dan sifat tersebut.
a)      Aspek siswa dengan aspek materi
Karakter siswa di SMAN 1 Gerogkak lebih pendiam dan penurut sehingga dalam proses pembelajaran guru lebih mendominasi kelas (teacher centre). Namun pada RPP yang disajikan terkait dengan tujuan pembelajaran, guru hanya  mencantumkan  tingkatan ranah  pengetahuan, pemahaman, dan penerapan (C1,C2,C3). Bagian analisisnya (C4) tidak dicantumkan. Padahal  Materi yang diajarkan adalah laporan keuangan perusahaan dagang yang membutuhkan analisis dalam pengerjaannya. Jadi akan lebih baik jika guru menuntun siswa untuk lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran.
b)     Aspek siswa dengan aspek metode
Metode yang digunakan guru di SMAN 1 Gerogkak diskusi kelompok, yaitu membagi siswa dalam kelompok- kelompok kecil dan diberikan tugas, kemudian mempersantasikan hasil diskusinya sedangkan kelompok yang lain menanggapi. Metode ini sudah sesuai dengan realisasinya dalam pembelajaran yang dicantumkan pada RPP. Akan tetapi guru tidak bisa melepaskan siswa belajar sendiri akan tetapi harus tetap dibawah bimbingan guru.
c)      Aspek siswa dengan aspek media
Media yang digunakan guru di SMAN 1 Gerogkak adalah media konvensional yaitu Buku Teks dan Spidol. Untuk anak-anak yang ada di SMAN 1 Gerogkak sudah cocok menggunakan media yang konvensional karena kurangnya sarana yang mendukung disekolah jika menggunakan media seperti LCD dan peralatan canggih lainnya. Padahal kalau dari segi kemampuan siswa sudah lumayan baik mungkin jika didukung dengan media yang lebih modern hasilnya akan jauh lebih baik lagi.

d)     Aspek metode dengan aspek materi
Dalam RPP guru tidak mencantumkan uraian materi secara Umum padahal dalam ketentuan terbaru mengenai pembuatan RPP oleh Direktorat Jendral Pendidikan Nasional (Dirjen Diknas) harus mencantumkan uraian materi. Materi yang diajarkan yaitu laporan keuangan perusahaan dagang sedangkan metode yang digunakan adalah metode diskusi kelompok. Metode ini sudah cukup cocok dengan materi yang diajarkan agar materi yang disampaikan guru lebih dipahami oleh siswa dengan baik. Akan tetapi lebih baik lagi jika diskusi tersebut melalui panduan guru agar guru lebih bisa meluruskan kesalahan yang mungkin terjadi dalam diskusi siswa.
e)      Aspek metode dengan aspek media
Metode yang digunakan guru di SMAN 1 Gerogkak diskusi kelompok, yaitu membagi siswa dalam kelompok- kelompok kecil dan diberikan tugas, kemudian mempersantasikan hasil diskusinya sedangkan kelompok yang lain menanggapi. Sedangkan media yang digunakan guru di SMAN 1 Gerogkak adalah media konvensional yaitu Buku Teks dan Spidol. Media yang digunakan sudah sesuai dengan metode pembelajaran yang digunakan, akan tetapi media ini tidak cukup untuk mengembangkan kreativitas siswa dalam proses belajarnya. Perlu adanya kreativitas guru untuk menciptakan media seperti dengan memperlihatkan langsung contoh laporan keuangan suatu perusahaan dagang tertentu kemudian siswa menganalisis laporan keuangan perusahaaan tersebut agar siwa lebih paham dalam penyusunan laporan keuangan perusahaan dagang.

BAB IV
PENUTUP
4.1 kesimpulan
  • Keterkaitan atau kesesuaian antara aspek siswa dengan aspek materi, aspek siswa dengan metode, aspek siswa dengan media, aspek metode dengan materi, dan aspek metode dengan media dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran SMP Bhaktiyasa Singaraja masih kurang dan perlu banyak perbaikan lagi.
  • Keterkaitan atau kesesuaian antara aspek siswa dengan aspek materi, aspek siswa dengan metode, aspek siswa dengan media, aspek metode dengan materi, dan aspek metode dengan media dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran SMA Negeri 1 Gerokgak sudah cukup baik akan tetapi masih perlu adanya perbaikan agar hasil belajar yang dicapai lebih baik lagi.

4.2 Saran
  • Dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran harus memperhatikan Keterkaitan atau kesesuaian antara aspek siswa dengan aspek materi, aspek siswa dengan metode, aspek siswa dengan media, aspek metode dengan materi, dan aspek metode dengan media dan sesuai dengan tujuan yang diharapkan Direktorat Jendral Pendidikan Nasional (Dirjen Diknas).
  • Dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran perlu memperhatikan aspek lingkungan sosial budaya masyarakat sekitar agar proses belajar mengajar dapat berjalan lancar dan dapat menghasilkan hasil belajar yang optimal.





                                                ANALISIS           
 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)


 








                                                                                          

Oleh : Kelompok 7

                                                 Hannah Hupiah                    (0614011042)
                                                Ari Suwandi                          (0714011044)
                                                Rina Kurniasari                    (0714011053)
Prihatin Pebriana                  (0714011055)
Siti Hajar                                (0714011065)
           







PROGRAM STUDI AKUNTANSI
JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA SINGARAJA
2009
DAFTAR PUSTAKA

Sumantri, Mulyani. dkk. 1999. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: departemen pendidikan dan kebudayaan.
Yamin, Martinis. 2007. Desain Pembelajaran Berbasis Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: gaung persada press.
Zain, Aswan. dkk. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar